Garam
Bila suka memasak, tentu tidak suka dengan garam yang masih berbulir di masakan. Setiap orang tahu belaka masakan lezat tentu tidak terlihat lagi garamnya namun terasa asinnya.
Bila suka berdandan, tentu tahu betapa bagusnya gincu dengan warna terang di bibir. Semakin terang, semakin baguslah rasanya.
Untuk membuat gincu tidak mudah luntur, dibutuhkan biaya tidak sedikit. Semakin tidak mudah luntur, semakin mahal pula harganya. Lain halnya dengan garam. Harganya amat murah dan hanya dibutuhkan sedikit saja untuk melezatkan makanan.
Setiap orang tahu belaka masakan tanpa garam tidak sedap rasanya. Namun bibir tanpa gincu bisa tetap indah. Tidak sedikit pula bibir yang justru indah tanpa gincu.
Orang-orang Eropa, sepertinya lebih suka garam daripada gincu. Tanpa pernah bicara kebersihan sebagian dari iman, mereka suka lingkungan bersih.
Mereka tidak bicara soal iqra, ikhtiar, ikhlas, dan segala macam hal. Namun mereka rajin mengaji berbagai hal sehingga muncul inovasi-inovasi. Mereka terbiasa bekerja keras dan tidak segan menolong orang.
Di sini sepertinya lebih suka gincu. Berteriak anti kebejatan sambil memegang botol bir dan melempari rumah orang. Bicara anti pencurian, sambil mengorupsi anggaran pembangunan. Berpenampilan seperti nabi sambil memaki sepenuh hati. Berteriak anti pornografi sambil poligami sana-sini dan segera lari saat diketahui.
Segala macam aturan ditulis dan dipajang di berbagai tempat. Segala macam pelanggaran pula terjadi di depan mata.
Tanpa garam, masakan tidak lezat. Tanpa gincu, bibir tetap indah.
Bila suka berdandan, tentu tahu betapa bagusnya gincu dengan warna terang di bibir. Semakin terang, semakin baguslah rasanya.
Untuk membuat gincu tidak mudah luntur, dibutuhkan biaya tidak sedikit. Semakin tidak mudah luntur, semakin mahal pula harganya. Lain halnya dengan garam. Harganya amat murah dan hanya dibutuhkan sedikit saja untuk melezatkan makanan.
Setiap orang tahu belaka masakan tanpa garam tidak sedap rasanya. Namun bibir tanpa gincu bisa tetap indah. Tidak sedikit pula bibir yang justru indah tanpa gincu.
Orang-orang Eropa, sepertinya lebih suka garam daripada gincu. Tanpa pernah bicara kebersihan sebagian dari iman, mereka suka lingkungan bersih.
Mereka tidak bicara soal iqra, ikhtiar, ikhlas, dan segala macam hal. Namun mereka rajin mengaji berbagai hal sehingga muncul inovasi-inovasi. Mereka terbiasa bekerja keras dan tidak segan menolong orang.
Di sini sepertinya lebih suka gincu. Berteriak anti kebejatan sambil memegang botol bir dan melempari rumah orang. Bicara anti pencurian, sambil mengorupsi anggaran pembangunan. Berpenampilan seperti nabi sambil memaki sepenuh hati. Berteriak anti pornografi sambil poligami sana-sini dan segera lari saat diketahui.
Segala macam aturan ditulis dan dipajang di berbagai tempat. Segala macam pelanggaran pula terjadi di depan mata.
Tanpa garam, masakan tidak lezat. Tanpa gincu, bibir tetap indah.

0 Comments:
Post a Comment
<< Home