PSSI
Skandal pengaturan wasit belum lagi memasuki persidangan Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC) atau Federasi Sepak Bola Italia. Kasus itu masih dalam tahap penyelidikan oleh FIGC. Di tengah penyeledikan, Presiden FIGC Franco Carraro mengundurkan diri sebagai pertanggung jawaban atas skandal itu. Ia mundur tanpa harus menunggu keputusan pengadilan berkekuatan hukum tetap. Apalagi sampai pengajuan PK dan menunggu dari balik terali besi. Ia merasa itulah bentuk sportivitas.
Lain di Italia, lain lagi Indonesia. Lazim terdengar kabar bahwa tim tertentu punya hubungan dengan wasit tertentu. Salah satu tim mempunyai petugas yang kerjanya hanya melobi sana-sini. Ada petugas yang tidak memberikan sebelum atau seusai pertandingan. Ia lebih menggunakan cara mengirim saat anak wasit masuk sekolah, saat istri wasit sakit, atau saat wasit membutuhkan hal lainnya.
Di Indonesia, dua pejabat PSSI jelas-jelas telah mengabaikan tugasnya mendaftarkan dua tim ke kompetisi kawasan. Namun jangankan mundur, kedua pejabat itu tetap tenang mengerjakan tugas masing-masing, terlepas dari entah apa tugasnya. Tetap tertawa-tawa di depan publik tanpa rasa sesal.
Di Indonesia, Ketua Umum PSSI menjalani persidangan atas beberapa kasus penyeludupan. Namun tetap tidak juga bersedia mundur. Bahkan pengurus PSSI dengan tegar menyatakan semua bisa dijalankan dari balik jeruji.
Mungkin mereka terinspirasi dengan para pejuang kemerdekaan. Tidak sedikit yang menjalankan roda organisasinya dari balik jeruji. Mungkin juga terinspirasi cerita-cerita bos mafia menjalankan bisnis dari balik terali.
Mungkin gara-gara itu pula orang malas menyaksikan siaran langsung kompetisi sepak bola Indonesia. Namun tidak segan-segan bayar mahal di cafe untuk menyaksikan pertandingan sepak bola Italia (padahal di rumah punya televisi dan perangkat stereo canggih).
Lain di Italia, lain lagi Indonesia. Lazim terdengar kabar bahwa tim tertentu punya hubungan dengan wasit tertentu. Salah satu tim mempunyai petugas yang kerjanya hanya melobi sana-sini. Ada petugas yang tidak memberikan sebelum atau seusai pertandingan. Ia lebih menggunakan cara mengirim saat anak wasit masuk sekolah, saat istri wasit sakit, atau saat wasit membutuhkan hal lainnya.
Di Indonesia, dua pejabat PSSI jelas-jelas telah mengabaikan tugasnya mendaftarkan dua tim ke kompetisi kawasan. Namun jangankan mundur, kedua pejabat itu tetap tenang mengerjakan tugas masing-masing, terlepas dari entah apa tugasnya. Tetap tertawa-tawa di depan publik tanpa rasa sesal.
Di Indonesia, Ketua Umum PSSI menjalani persidangan atas beberapa kasus penyeludupan. Namun tetap tidak juga bersedia mundur. Bahkan pengurus PSSI dengan tegar menyatakan semua bisa dijalankan dari balik jeruji.
Mungkin mereka terinspirasi dengan para pejuang kemerdekaan. Tidak sedikit yang menjalankan roda organisasinya dari balik jeruji. Mungkin juga terinspirasi cerita-cerita bos mafia menjalankan bisnis dari balik terali.
Mungkin gara-gara itu pula orang malas menyaksikan siaran langsung kompetisi sepak bola Indonesia. Namun tidak segan-segan bayar mahal di cafe untuk menyaksikan pertandingan sepak bola Italia (padahal di rumah punya televisi dan perangkat stereo canggih).

1 Comments:
bagus2 tulisannyo bang! mmm....tapi watawan kompas kan ya? sekadar bukan sekedar, harus tau-la!
liat juga,
gitaromadhona.blogs.friendster.com
atau
secangkircokelat.blogspot.com (yg ini baru)
Post a Comment
<< Home